Malam Jiwa dan Cahaya-Mu
Christin De Simnia
Tuhan,
Engkau datang tanpa langkah, berbicara tanpa suara, memeluk tanpa tangan.
Di malam yang tak berujung,
jiwaku berjalan tanpa lentera,
menyusuri lorong-lorong sunyi di dalam diriku sendiri. Angin berbisik: di mana Engkau, Kekasih jiwa?
Namun hanya hening yang menjawab. Hening yang kudus, hening yang membuatku gentar sekaligus tenteram.
Aku mencari-Mu,
bukan dengan mata,
tetapi dengan luka.
Sebab di dalam luka itu,
Engkau menanam benih kasih yang tak kelihatan.
Aku menapaki malam iman malam yang tanpa bintang,
di mana semua terang dunia telah padam,
agar hanya cahaya-Mu yang tersisa. Dan di sanalah, di titik paling gelap dari keberadaanku,
aku mendengar bisikan lembut-Mu:
“Aku di sini.”
Tuhan,
Engkau datang tanpa langkah, berbicara tanpa suara, memeluk tanpa tangan. Namun seluruh diriku mengenal kehadiran-Mu, seperti bumi mengenali hujan pertamanya.
Engkau bukan datang dari luar, melainkan bangkit dari kedalaman jiwaku sendiri. Sebuah mata air yang diam, tapi menumbuhkan keabadian.
Cinta-Mu adalah api yang tak membakar,
hanya menyala di ruang terdalam hati.
Semakin dekat aku kepada-Mu,semakin hilang diriku.
Dan dalam kehilangan itulah, aku akhirnya ditemukan.
Aku adalah taman sunyi-Mu, Tuhan.
Tempat Engkau berjalan di sore hari, menghirup aroma doa, dan menatap bunga-bunga kecil pengharapan
yang tumbuh di tanah air mataku.
Engkau adalah Malam yang memeluk siang,
Rahasia yang menghidupi semua yang tampak, Keheningan yang lebih nyaring daripada segala pujian.
Di hadapan-Mu, tak ada lagi kata, tak ada lagi aku. Hanya cinta yang meleleh menjadi doa, dan doa yang bertransformasi menjadi keabadian.
Oh Kekasih Ilahi,
biarlah malam ini aku tertidur di pangkuan-Mu,
dalam damai yang bukan dari dunia,dalam cahaya yang tak bisa padam. Sebab hanya di dalam Gelap-Mu, aku menemukan Terang sejati.
All for Jesus
Perarakan Arca Maria Ratu Rosari, Umat: Iman Kami Diperbaharui
Foto: @kaka_ited Ruteng, Montfortchildren.com- Perarakan Arca Maria Ratu Rosari adalah kegiatan inti dalam Festival Golocuru di Ruteng. Salah satu umat yang mengikuti perarakan mengaku memperoleh pembaharuan iman saat mengikuti prosesi dari Katedral menuju puncak Golocuru. “Saat mengikuti perarakan, saya tidak merasa letih karena seluruh umat yang berpartisipasi berdoa dengan khusyuk. Sehingga saya bisa merasakan iman…
Jingga Senja
Senja dimana yang kau nikmati tanpa aku, Tuan? Tidakkah kau ingat bahwa senja selalu identik denganku?Jingga mana yang menyinari wajah tampanmu itu, Tuan? Siapa yang menemanimu menikmati jingga senja kali ini? Aku harap bukan nona yang baru kau temui di linimasaAku harap bukan nona yang hanya singgah untuk menemanimu, lalu pergi.. Tuan.. Apakah senja kali…
Berjalan Bersama Maria, Temukan Iman yang Tersesat
Di sela-sela senja kota Ruteng, berdiri arca Bunda Maria yang dikalungi selendang adat Manggarai. “Bunda Maria melepaskan ke-yahudian-nya dan menjadi satu dengan kita masyarakat Manggarai,” kata Pater Edy dalam kotbahnya saat perayaan Ekaristi, Senin (6/10/2025) sore. Umat Paroki Santo Mikhael Kumba berkesempatan menyambut kunjungan Bunda Maria, Minggu (5/11/2025) sore. Saat itu terik matahari terasa hangat…


Leave a comment